buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi

mitosis amitosis. Pembahasan: Hati-hati dengan soal jebakan ini. Tadi kita sudah bahas bahwa bakteri itu bisa bereproduksi secara seksual (konjugasi, transformasi, dan transduksi) dan secara aseksual melalui pembelahan biner. Nah, pembelahan biner itu nama lainnya adalah amitosis atau pembelahan langsung. Umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya pembelahan terjadi secara langsung, dari satu sel membelah menjadi dua sel anakan.Masing-masing dari sel anakan akan membentuk dua sel anakan lagi, demikian seterusnya. Bakteri berkembangbiak dengan cara membelah diri secara biner. Pada kondisi yang menguntungkan bakteri membelah dengan sangat cepat, yaitu antara 15 - 20 menit. Berikutini 4 cara reproduksi bakteri. 1. Pembelahan Biner. Pembelahan biner merupakan cara reproduksi yang paling umum dijumpai pada bakteri yaitu dengan cara membelah diri daris atu sel bakteri menjadi dua sel bakteeri, dst. Waktu generasi yang pendek memungkinkan populasi prokariotik dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan secara Buatlahskema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi ! SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah Bakterimengalami reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner, yaitu pembelahan dari satu menjadi dua sel dan seterusnya. Pembelahan biner ini termasuk pembelahan amitosis. Artinya, pembelahannya tidak melibatkan tahapan pembelahan sel seperti halnya manusia, melainkan berlangsung spontan atau secara langsung. Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Meskipun bakteri merupakan organisme uniseluler tersusun atas satu sel dengan struktur tubuh yang sederhana, bakteri juga digolongkan sebagai makhluk hidup. Coba kalian ingat kembali 10 ciri-ciri makhluk hidup. Untuk melestarikan jenisnya, bakteri dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu secara aseksual dan seksual. Bakteri berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner Binary Fission. Sebenarnya, pada bakteri tidak ditemukan reproduksi seksual yang melibatkan peleburan sel gamet dengan diikuti pengurangan jumlah kromosom. Namun pada beberapa bakteri terjadi pemindahan bahan genetik dari satu sel ke sel yang lain. Sel yang memberikan bahan genetik disebut sel donorsedangkan sel yang menerima bahan genetik disebut sel resipien. Penggabungan dua jenis bahan genetik ini disebut rekombinasi. Rekombinasi bahan genetik dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu transformasi, transduksi dan konjugasi. Karena transformasi dan transduksi sudah diulas dalam artikel sebelumnya, maka pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai cara rekombinasi bahan genetik bakteri secara konjugasi. Lalu tahukah kalian apa itu konjugasi? Bagaimana proses dan tahapannya? Untuk mengetahui jawabannya, silahkan kalian simak penjelasan berikut ini. Pengertian Konjugasi Konjugasi adalah transfer materi genetik antara sel bakteri yang satu dengan sel bakteri yang lain secara kontak langsung melalui suatu jembatan sel yang terbentuk antara dua sel bakteri tersebut. Konjugasi ini merupakan mekanisme transfer gen horizontal sama seperti transformasi dan transduksi meskipun kedua mekanisme tersebut tidak melibatkan kontak sel secara langsung. Konjugasi pada bakteri ini sering dianggap setara dengan reproduksi seksual pada organisme eukariotik. Akan tetapi, sebenarnya konjugasi bukanlah reproduksi seksual karena tidak terjadi pertukaran gamet sehingga banyak yang menyebutnya sebagai reproduksi secara paraseksual. Bahan genetik yang ditransfer melalui konjugasi adalah plasmid kecil yang dikenal sebagai plasmid F- F untuk faktor kesuburan. Plasmid F- ini membawa informasi genetik berbeda dengan yang ada pada kromosom bakteri. Sel bakteri yang sudah memiliki salinan plasmid F- disebut sel F-positif atau F+ dan dianggap sebagai sel donor atau sel jantan. Sementara sel yang tidak memiliki salinan plasmid F- disebut sel F-negatif atau F- dan dianggap sebagai sel penerima resipien atau sel betina. Transfer plasmid F- terjadi melalui koneksi horizontal dimana sel donor dan sel penerima saling kontak langsung dan membentuk jembatan antar sel. Jembatan antar sel ini disebut dengan pili seks. Gambar dan Tahapan Konjugasi Untuk mentransfer atau mengirimkan plasmid F-, sel donor dan sel resipien pertama-tama harus membuat kontak langsung. Pada titik ini, ketika sel membangun kontak, plasmid F- di dalam sel donor yang merupakan molekul DNA beruntai ganda membentuk struktur melingkar. Untuk lebih detailnya, berikut ini adalah langkah atau tahapan peristiwa konjugasi pada reproduksi bakteri. Tahap 1, sel F+ yang berperan sebagai sel donor menghasilkan pilus. Pilus ini merupakan struktur yang berperan sebagai jembatan konjugat jembatan sitoplasma yang menghubungkan sel donor F+ dengan sel resipien F-. Selanjutnya, apabila pilus sudah terbentuk maka terjadilah kontak langsung antara sel donor dengan sel penerima. Tahap 2, karena plasmid F- terdiri dari molekul DNA beruntai ganda yang membentuk struktur melingkar, enzim relaxase melepaskan salah satu dari dua untai DNA. Satu untai DNA yang dilepaskan tadi kemudian ditransfer ke sel resipien. Tahap 3, untai DNA tunggal mulai memasuki sitoplasma sel resipien. Untai DNA yang ditransfer ini membawa gen yang terkait dengan fungsi khusus seperti resistensi terhadap zat antibiotik. Pada saat transfer, untai DNA tersebut juga dapat mengkodekan gen yang membawa sifat dari satu bakteri ke bakteri lain. Tahap 4, sel donor dan sel penerima, keduanya mengandung DNA beruntai tunggal. Kemudian masing-masing sel mensintesis DNA tersebut dan akhirnya membentuk plasmid F- beruntai ganda yang identik dengan plasmid F- asli. Mengingat bahwa plasmid F- ini mengandung informasi untuk mensitesis protein pili dan protein lainnya, sel resipien sekarang telah menjadi sel donor dengan plasmid F- dan memiliki kemampuan untuk membentuk pilus sama seperti sel donor aslinya. Sehingga sekarang, kedua sel tersebut adalah donor atau sel F+ dan jembatan pilus terpisah menjadi dua. Setelah proses konjugasi selesai, sel resipien sekarang menjadi sel donor baru dan bersama-sama dengan sel donor lama untuk mencari sel-sel resipien lainnya untuk kemudian melakukan proses konjugasi lagi dan demikian seterusnya. Sumber Demikianlah artikel tentang pengertian, gambar atau skema, tahapan serta penjelasan proses transformasi pada reproduksi bakteri atau lebih tepatnya rekombinasi materi genetik pada bakteri. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya. Pada umumnya, bakteri melakukan proses reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi yang menguntungkan, bakteri membelah dengan sangat cepat, yaitu antara 15 – 20 menit. Sehingga dalam waktu satu hari saja, jumlah bakteri menjadi jutaan. Selain dengan pembelahan biner, bakteri juga dapat berkembangbiak secara seksual yang berbeda dengan perkembangbiakan yang terjadi pada organisme eukariotik. Ada yang menyebutnya paraseksual, yaitu bukan merupakan peleburan gamet jantan dan gamet betina melainkan berupa pertukaran materi genetik yang disebut dengan rekombinasi gen. DNA yang terbentuk hasil rekombinasi kedua gen tersebut dinamakan gen rekombinan. Pada bakteri, proses rekombinasi genetik ini dibedakan menjadi tiga, yaitu transformasi, transduksi dan konjugasi. Nah pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang reproduksi bakteri secara transduksi. Lalu tahukah kalian apa yang dimaksud dengan transduksi? Seperti apa proses dan tahapannya? Untuk mengetahui jawabannya, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Pengertian Transduksi Transduksi adalah proses dimana DNA dipindahkan dari satu bakteri ke bakteri lain melalui perantara virus. Virus yang dimaksud di sini adalahBacteriophage atau virus pemakan bakteri. Dengan demikian, bakteriofag berperan sebagai vektor DNA sehingga tidak salah kalau virus ini mendapat julukan Agent of Heredity atau agen pembawa sifat keturunan. Untuk memahami macam-macam julukan virus, baca artikel tentang 10 macam julukan virus yang perlu kamu ketahui. Transduksi tidak memerlukan kontak fisik antara sel yang menyumbangkan donor DNA dengan yang menerima resipien DNA seperti yang terjadi pada proses reproduksi bakteri secara konjugasi. Transduksi pertama kali dijelaskan oleh Joshua Lederberg dan Norton Zinder pada tahun 1952. Dalam bidang teknologi, terutama dunia medis, transduksi memiliki arti yang sangat penting karena dapat menjelaskan suatu mekanisme kenapa obat antibiotik menjadi tidak efektif karena transfer gen resistensi kekebalan antibiotik antar bakteri. Gambar dan Tahapan Transduksi pada Bakteri Tahapan reproduksi bakteri secara transduksi ini, berkaitan erat dengan proses litik dan lisogenik pada replikasi virus. Untuk itu jika kalian belum paham mengenai proses replikasi virus, silahkan baca artikel tentang Cara Reproduksi Virus Dengan Siklus Litik dan Lisogenik Beserta Gambar dan Penjelasannya. Berikut ini adalah gambar tahapan reproduksi bakteri secara transduksi beserta penjelasannya. Pada tahap 1 memulai siklus litik, bakteriofage menempel pada permukaan dinding sel bakteri. Tempat penempelan virus terletak pada bagian yang mengandung protein tertentu yang dapat dikenali oleh reseptor virus. Menempelnya virus pada dinding sel disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor virus. Kemudian bakteriofag melakukan injeksi bahan genetik DNA ke dalam sel bakteri. Pada tahap 2, setelah DNA bakteriofag masuk ke dalam sel bakteri, DNA virus mengambil alih kendali DNA bakteri sehingga DNA virus mampu mengendalikan segala proses di dalam sel bakteri. Setelah berhasil mengendalikan aktivitas sel bakteri, selanjutnya virus akan menggunakan DNA bakteri untuk menduplikasi DNAnya sendiri. Pada tahap ini, kromosom bakteri terdegradasi menjadi potongan-potongan fragmen DNA yang berukuran kecil. Pada tahap 3, setelah DNA virus berhasil diduplikasi, selanjutnya virus akan menggunakan sistem metabolisme sel inang untuk menghasilkan komponen-komponen virus, seperti kapsid, ekor, serabut ekor dan kepala. Dan setelah semuanya terbentuk, maka masing-masing komponen diduplikasi sebanyak-banyaknya. Pada tahap 4, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor dan serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk, diisi dengan DNA virus. Nah pada tahap ini, kadangkala sebagian kecil dari DNA bakteri yang terdegradasi menggantikan DNA virus sehingga kapsid bakteriofag akan mengandung DNA bakteri. Selanjutnya sel bakteri mengalami lisis dan semua virus keluar dari sel. Pada tahap 5, bakteriofag yang mengandung DNA bakteri menginfeksi sel bakteri lain. Bakteriofag mulai menempel lagi pada dinding sel bakteri kemudian menginjeksi materi genetik dalam hal ini DNA bakteri ke dalam sel bakteri itu sendiri. Pada tahap 6 memasuki siklus lisogenik, di dalam sel bakteri, virus memasuki mode profage dimana materi genetik virus DNA bakteri pertama berintegrasi atau bergabung dengan kromosom sel bakteri kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Sampai tahap ini, proses transduksi telah berhasil dilakukan. Dan Jenis transduksi ini disebut dengan transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara acak. Mekanisme transduksi pada bakteri ada dua macam, yaitu transduksi umum dan transduksi khusus. Untuk jenis transduksi khusus, ketika profage yang telah bergabung dengan kromosom bakteri kedua dipisahkan dari kromosom tersebut, profage ini membawa sebagian kecil dari DNA bakteri kedua. Apabila profage telah berhasil menjadi virus yang utuh, keluar dari sel bakteri kedua dan menginfeksi sel bakteri ketiga, gen-gen bakteri kedua ikut terinjeksi bersama dengan materi genetik virus tersebut. Proses transfer materi genetik dari bakteri kedua ke sel bakteri ketiga ini dinamakan dengan transduksi khusus karena hanya menstransfer gen-gen tertentu saja yaitu gen-gen yang berada di dekat tempat profage berintegrasi pada kromosom bakteri kedua. Referensi Demikianlah artikel tentang gambar, tahapan, dan jenis-jenis transduksi pada reproduksi bakteri beserta penjelasannya lengkap. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya. Berikut akan kita bahas tentang reproduksi bakteri, pembelahan biner, konjugasi, pengelompokan bakteri, eubacteria, proteobacteria, bakteri gram positif, spirochetes, chlamydias, cyanobacteria, nostoc, chlorococcus, oscillatoria, dan anabaena. Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan sederhana yang disebut pembelahan biner. Proses ini mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat. Pada kondisi yang ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar 1 × 1021 anakan baru setiap harinya. Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang biak menjadi sangat banyak dalam lingkungan yang menguntungkan seperti di tempat berlumpur atau makanan yang lembap. Reproduksi pada bakteri Bakteri juga dapat bereproduksi dengan cara konjugasi. Beberapa konjugasi bakteri menggunakan pili seksual. Proses konjugasi dapat memproduksi kombinasi genetik baru dan menghasilkan bakteri dengan sifat baru. d. Pengelompokan Eubacteria Menurut Campbell 1998 510, Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok, yaitu Proteobacteria, bakteri Gram positif, Cyanobacteria, Spirochetes, dan Chlamydias. 1 Proteobacteria Proteobacteria dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri ungu kemoautotrof, Proteobacteria kemoautotrof, dan Proteobacteria kemoheterotrof. 2 Bakteri gram positif Kelompok bakteri ini beberapa anggotanya dapat berfotosintesis dan sebagian lagi ada yang bersifat kemoheterotrof. Dapat berbentuk endospora ketika keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Contoh bakteri ini misalnya Clostridium dan Bacillus. 3 Spirochetes Bakteri ini memiliki bentuk sel heliks, memiliki panjang sampai 0,25 mm. Kelompok bakteri ini bersifat kemoheterotrof. Ada yang hidup bebas dan ada yang patogen seperti Treponema pallidum yang menyebabkan sifilis. 4 Chlamydias Bakteri ini merupakan patogen beberapa penyakit. Energi untuk beraktivitas diperoleh dari inangnya. Contohnya adalah Chlamydias trachomatis. 5 Cyanobacteria Cyanobacteria dahulu dikenal dengan nama ganggang hijau-biru bluegreen algae serta dimasukkan dalam kelompok alga eukariotik. Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa alga ini termasuk prokariotik. Oleh karena itulah, ganggang hijau-biru sekarang disebut Cyanobacteria dan dikelompokkan ke dalam Eubacteria. Cyanobacteria ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Cyanobacteria memiliki klorofil yang tersebar di dalam plasma sel dan berpigmen fikobilin, yaitu fikosianin pigmen biru dan fikoeritrin pigmen merah. Akan tetapi, fikosianin lebih dominan sehingga Cyanobacteria dahulu disebut ganggang hijau-biru. Cyanobacteria hidup di berbagai habitat. Ada yang hidup di air tawar dan air laut. Bahkan suhunya pun berbeda-beda, dari yang bersuhu dingin, tropis, bahkan ada yang tahan hidup di air panas. Contoh Cyanobacteria; a. anabaena, b. scillatoria, c. spirulina Cyanobacteria berkembang biak dengan membelah, fragmentasi, atau dengan spora. Contoh dari Cyanobacteria adalah Nostoc, Chlorococcus, Oscillatoria, dan Anabaena. Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi secara aseksual melalui proses pembelahan sederhana yang disebut pembelahan biner. Proses ini mampu memproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat dan cepat. Pada kondisi yang ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar 1 × 1021 anakan baru setiap harinya. Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang biak menjadi sangat banyak dalam lingkungan yang menguntungkan seperti di tempat berlumpur atau makanan yang lembab. Lalu tahukah kalian apa itu pembelahan biner? Bagaimana gambar dan tahapannya? Untuk memahami pembelahan biner pada reproduksi bakteri, simak penjelasan berikut ini secara seksama. Apa itu Pembelahan Biner pada Bakteri? Pembelahan biner atau binary fission adalah proses yang digunakan oleh bakteri untuk melakukan pembelahan sel. Pembelahan biner pada bakteri ini memiliki konsep yang sama dengan pembelahan sel secara mitosis yang terjadi pada organisme eukariotik ex. Tumbuhan dan hewan akan tetapi tujuannya berbeda. Pembelahan mitosis pada organisme eukariotik bertujuan untuk proses pertumbuhan dimana sel-sel baru hasil pembelahan menggantikan sel-sel tua yang rusak atau usang. Dengan kata lain, jumlah sel relatif tetap. Sedangkan pembelahan biner pada bakteri bertujuan untuk proses reproduksi dimana sel-sel baru hasil pembelahan akan tumbuh menjadi individu-individu baru. Kemudian sel bakteri yang terbentuk tersebut akan melakukan pembelahan serupa demikian seterusnya sehingga jumlah bakteri akan bertambah banyak. Dengan kata lain, jumlah sel semakin bertambah. Pada pembelahan biner ini, sel bakteri akan membelah menjadi dua sel anak biner dua yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama atau identik. Gambar dan Tahapan Pembelahan Biner pada Bakteri Tahap 1 Replikasi DNA Pembelahan sel pada bakteri memerlukan salinan atau duplikasi DNA. DNA tersebut terdapat pada kromosom bakteri. Sel-sel bakteri memiliki kromosom sirkuler tunggal yang dapat ditemukan pada daerah khusus yang disebut nukleoid. Proses replikasi DNA dimulai pada suatu titik dalam kromosom yang disebut asal replikasi origin of replication. Setelah DNA berhasil direplikasi, titik asal replikasi tersebut akan bergerak menuju ujung-ujung sel yang saling berlawanan dan menarik sisa-sisa kromosom bersama mereka. Proses replikasi masih berlanjut sampai seluruh kromosom tersalin sehingga semakin lama, bagian kromosom dan DNA bakteri yang lengkap akan terbentuk. Tahap 2 Pemanjangan Sel Setelah dua kromosom lengkap dengan DNA terbentuk, kedua kromosom tersebut akan berpindah ke ujung sel yang berlawanan yang mengakibatkan membran dan dinding sel bakteri memanjang. Pada tahap ini, ukuran sel bakteri menjadi dua kali ukuran semula dan terjadi pembagian sitoplasma dan distribusi bahan nukleus. Tahap 3 Pembentukan Septum Dinding Pemisah Setelah dua kromosom bergerak menuju ujung sel yang berlawanan, muncul sekat atau dinding pemisah di tengah-tengah sel yang disebut septum. Septum ini terbentuk akibat pertumbuhan dinding sel bakteri yang melintang. Jadi, selain menduplikasi DNA dan kromosom, bakteri juga melakukan regenerasi dinding sel karena dinding sel ini memiliki fungsi yang sangat penting bagi bakteri. Untuk memahami fungsi dinding sel bakteri, baca artikel tentang struktur tubuh bakteri. Tahap 4 Pemisahan Menjadi 2 Sel Baru Setelah pembentukan septum lengkap, sel induk terbelah menjadi dua sel anak yang identik atau sama persis dengan sel induk. Kemudian kedua sel anak tersebut akan dilepaskan untuk melanjutkan kehidupan mereka sebagai bakteri yang utuh. Dalam waktu 20 – 30 menit, setiap sel anakan tersebut dapat mengulangi proses pembelahan biner yang sama untuk menghasilkan bakteri baru sehingga tidak heran, waktu generasi yang pendek ini memungkinkan populasi bakteri dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan secara cepat. Demikianlah artikel tentang reproduksi bakteri dengan pembelahan biner binary fission lengkap beserta gambar, tahapan dan penjelasannya. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya. Bakteri adalah makhluk uniseluler yang juga bereproduksi untuk keberlangsungan spesiesnya namun berbeda dengan cara jamur berkembang biak. Ini menjadi sebuah karakter yang menjadi pembedak antara makhluk hidup dan makhluk tidak hidup karena keberlangsungan hidup didasari dengan bakteri merupakan proses berkembang biaknya bakteri. Sedangkan cara bereproduksinya sendiri terdiri dari dua cara yakni seksual serta aseksual. Berikut penjelasan Jenis Reproduksi BakteriTahapan reproduksi bakteri terjadi dalam dua cara yakni seksual serta aseksual. Untuk reproduksi seksual dilakukan dengan transduksi, transformasi serta konjugasi. Sedangkan untuk reproduksi seksual dilakukan dengan cara pembelahan sel atau biner begitu, proses reproduksi seksual pada bakteri ini berbeda dengan eukariota yang lain. Ini disebabkan karena proses pengembangbiakkan tidak terjadi penyatuan inti sel seperti di eukarion. Yang terjadi dalam adalah pertukaran materi genetika atau rekombinasi AseksualReproduksi bakteri secara aseksual dinamakan dengan reproduksi vegetatif atau tidak kawin. Dalam reproduksi aseksual ini akan terjadi dalam 3 cara, yakni pembelahan biner melintang, fragmentasi serta pertumbuhan tunas yang berbeda dengan cara reproduksi Pembelahan Biner MelintangIni merupakan proses yang sering ditemui pada bakteri. Pembelahan biner melintang merupakan proses reproduksi aseksual sel tunggal yang membelah menjadi 2 sel sesudah permukaan dinding sel melintang. Setiap sel baru akan dinamakan dengan sel anak dan proses pembelahan sel menyebabkan dua organisme yang baru biner ini dibagi kembali dalam 3 fase yang berbeda, yakniFase pertama Sitoplasma akan terbelah karena sekat yang tumbuh secara tegak kedua Sekat akan tumbuh dan diikuti juga dengan dinding ketiga Kedua sel anak indentik akan sendiri ada yang langsung terpisah atau terlepas seutuhnya. Selain itu, ada juga bakteri yang masih bersama sesudah pembelahan dan membentuk sebuah Pertumbuhan TunasDalam proses pertumbuhan tunas, maka sel hewan yang tidak mengalami metamorfosis ini akan mulai tumbuh dan berkembang yakni berbentuk tonjolan kecil di satu ujung sel. Tunas tersebut kemudian akan meriplika genom, membesarkan tubuh, membuat sel anakan dan kemudian akan memisahkan dirinya dalm sel induk dan menjadi bakteri yang tunas ini dimulai dari pertumbuhan sel ke arah luar yang kemudian membesar dan sama seperti sel induk kemudian memisahkan diri menjadi sebuah sel yang FragmentasiKetika situasi lingkungannya tidak terlihat menguntungkan, maka bakteri bisa melakukan reproduksi dengan metode fragmentasi. Protoplasma bakteri kemudian akan mengalami kompartementalisasi untuk membentuk gonidia. Nantinya sesudah situasi menguntungkan maka gonidia akan menjadi bakteri baru dengan cara mereplikas genom di semua berfilamen seperti contohnya Actinomycetes akan bereproduksi dengan hasil konidiospora atau spora reproduktis yang akan berkembang menjadi individu yang baru. Actinomycetes nantinya akan memproduksi spora di bagian ujung dari filamen SeksualUntuk reproduksi bakteri secara seksual terjadi dalam 3 cara yakni konjugasi, tranduksi dan juga transformasi1. KonjugasiKonjugasi merupakan berpindahnya materi gen serta sebuah sel bakteri menuju sel bakteri lainnya secara langsung lewat jembatan konjugasi. Pertama, kedua sel bakteri akan berdekatan lalu membentuk struktur jembatan yang menjadi penghubung kedua transfer kromosom atau plasmid terjadi lewat jembatan konjugasi. Sel yang didalamnya mengandung materi gen rekombinan lalu akan memisahkan diri dan akhirnya terbentuk 2 sel bakteri yang bersifat baru atau bersifat dari bakteri yang bisa berkonjugasi adalah Salmonella tyhhidan Pseudomonas sp. Selain itu, transfer kromosom juga bisa terjadi lewat pilus seks seperti di Escherichiacoli. Konjugasi bakteri sering dikatakan sama seperti reproduksi bakteri generatif sebab didalamnya melibatkan bertukarnya materi konjugasi, sel donor akan menyediakan unsur genetik konjugatif yang biasanya berupa transposon atau plasmid. Umumnya plasmid konjugatif punya sistem yang bisa memastikan jika sel penerima sudah tidak mengandung unsur yang genetik yang ditransfer itu biasanya bisa memberikan manfaat untuk penerima. Beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah toleransi xenobiotik atau kemampuan dalam memakai metabolit baru dan juga resistensi antibiotik dan plasmid yang bisa memberikan keuntungan disebut dengan nantinya akan saling melekat untuk bertukaran gen yang mendapat bantuan dari Fili. Sel yang mempunyai fili dinamakan dengan bakteri jantan, sedangkan penerima perletakan fili adalah bakteri betina. Fili kemudian akan disintesis di plasmid bakteri yakni plasmid F atau TransduksiDi proses transfer gen bakteri lewat perantara dari virus disebut dengan transduksi. Virus nantinya akan menyerang bakteri yang dinamakan dengan bakteriofage yang pertama kali ditemukan Lederberg serta Zinder tahun 1952. Bakteriofage atau fage terdiri dari 2 jenis dengan siklus hidup berbeda yakni fage temperate dan juga fage virulen. Kedua fase ini akan saling berhubungan dengan cara dari virus melakukan transduksi virulen merupakan fage yang membuat lisis mematikan inangnya, sementara fage temperate akan hidup dalam inang pada waktu tertentu tanpa mematikan inang. Fage juga bisa melakukan transduksi dan bisa mengakibatkan rekomendasi yakni fage temperate. Ini bisa terjadi karena fage temperate bisa menyebabkan bakteri tetap hidup sebagai profage atau bakteri lisogenik. Sedangkan untuk fage virulen tidak bisa menjadi forage sebab TransformasiDari hasil penelitian Frederick Griffith ditemukan jika bakteri bisa melepaskan fragmen DNA yang dimilikinya ke sebuah medium lalu akan masuk ke sel bakteri lain di dalam kultur. Ada 2 jenis bakteri dari jenis Streptococcus pneumoniae yakni dengan cara mengambil DNA yang berasal dari medium mengandung sel strain patogenik yang sudah Reproduksi BakteriTahapan reproduksi bakteri adalah proses semakin bertambahnya ukuran atau substansi organisme. Pada organisme bersel satu, pertumbuhan lebih dianggap sebagai pertumbuhan koloni yakni bertambahnya jumlah koloni dan juga ukurannya yang bertambah sendiri bisa menggandakan diri dalam jumlah banyak sebab sistem reproduksi yang dimilikinya adalah pembelahan biner melintang yang membuat masing masing sel bisa membelah diri menjadi 2 sel. Berikut adalah beberapa tahap reproduksi bakteri selengkapnya1. Fase Penyesuaian atau Lag PhaseTahapan pertama dari reproduksi bakteri adalah fase penyesuaian yang biasanya terjadi sekitar 2 jam. Dalam fase ini, bakteri belum berkembangbiak namun untuk aktivitas metabolisme sudah tinggi dan ini menjadi tahap persiapan untuk menghadapi fase Fase Pembelahan atau Exponential PhaseDalam fase ini, bakteri akan berkembang menjadi dua kali lipat dimana jumlah kuman akan meningkat dalam jumlah banyak yang biasanya akan terjadi selama 18 sampai 24 jam. Di fase tengah ini, maka pertumbuhan bakteri terjadi dengan ideal, pembelahan yang terjadi teratur dan juga seluruh bahan di dalam sel Fase Stasioner atau StationaryPada fase ini, nantinya jumlah bakteri akan semakin meningkat yang juga akan menambah jumlah dari hasil metabolisme toksis. Dalam tahapan ini, akan ada beberapa bakteri yang mati. Selain itu, pembelahan juga mulai terhambat dan terkadang jumlah bakteri yang bisa bertahan hidup jumlahnya Fase Penurunan atau Period of DeclineTahapan dari reproduksi bakteri yang terakhir adalah fase penurunan atau period di mana jumlah yang masih hidup akan mulai menurun dan kondisi lingkungannya menjadi buruk. Sedangkan untuk beberapa jenis bakteri akan terjadi bentuk yang abnormal atau bentuk involsi.

buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi